Kamis, 04 Agustus 2011

Bob Marley

Nesta Robert "Bob" Marley, OM (6 February 1945 – 11 May 1981) was a Jamaican singer-songwriter and musician. He was the rhythm guitarist and lead singer for the ska, rocksteady and reggae band Bob Marley & The Wailers (1963–1981). Marley remains the most widely known and revered performer of reggae music, and is credited with helping spread both Jamaican music and the Rastafari movement to a worldwide audience.[1]
Marley's music was heavily influenced by the social issues of his homeland, and he is considered to have given voice to the specific political and cultural nexus of Jamaica.[2] His best-known hits include "I Shot the Sheriff", "No Woman, No Cry", "Could You Be Loved", "Stir It Up", "Jamming", "Redemption Song", "One Love" and, together with The Wailers, "Three Little Birds",[3] as well as the posthumous releases "Buffalo Soldier" and "Iron Lion Zion". The compilation album Legend (1984), released three years after his death, is reggae's best-selling album, going ten times Platinum (Diamond) in the U.S.,[4] and selling 25 million copies worldwide.[5][6]

Contents

[hide]

Early life and career

Bob Marley was born in the village of Nine Mile in Saint Ann Parish, Jamaica as Nesta Robert Marley.[7] A Jamaican passport official would later swap his first and middle names.[8] His father, Norval Sinclair Marley, was a white Jamaican of mixed and English descent whose family came from Essex, England. Norval was a captain in the Royal Marines, as well as a plantation overseer, when he married Cedella Booker, an Afro-Jamaican then 18 years old.[9] Norval provided financial support for his wife and child, but seldom saw them, as he was often away on trips. In 1955, when Marley was 10 years old, his father died of a heart attack at age 70.[10] Marley faced questions about his own racial identity throughout his life. He once reflected:
I don't have prejudice against meself. My father was a white and my mother was black. Them call me half-caste or whatever. Me don't dip on nobody's side. Me don't dip on the black man's side nor the white man's side. Me dip on God's side, the one who create me and cause me to come from black and white.[11]
The Bob Marley House in Nine Mile is a home that he shared with his mother during his youth
Although Marley recognised his mixed ancestry, throughout his life and because of his beliefs, he self-identified as a black African, following the ideas of Pan-African leaders. Marley stated that his two biggest influences were the African-centered Marcus Garvey and Haile Selassie. A central theme in Bob Marley's message was the repatriation of black people to Zion, which in his view was Ethiopia, or more generally, Africa.[12] In songs such as "Black Survivor", "Babylon System", and "Blackman Redemption", Marley sings about the struggles of blacks and Africans against oppression from the West or "Babylon".[13]
Marley became friends with Neville "Bunny" Livingston (later known as Bunny Wailer), with whom he started to play music. He left school at the age of 14 to make music with Joe Higgs, a local singer and devout Rastafari. At a jam session with Higgs and Livingston, Marley met Peter McIntosh (later known as Peter Tosh), who had similar musical ambitions.[14] In 1962, Marley recorded his first two singles, "Judge Not" and "One Cup of Coffee", with local music producer Leslie Kong. These songs, released on the Beverley's label under the pseudonym of Bobby Martell,[15] attracted little attention. The songs were later re-released on the box set Songs of Freedom, a posthumous collection of Marley's work.

Grafiti

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Graffiti)
Langsung ke: navigasi, cari
Grafiti paling sederhana di dinding kereta
Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Grafiti di Pompeii. Grafiti ini mengandung tulisan rakyat yang menggunakan bahasa Latin Rakyat dan bukan bahasa Latin Klasik.
Kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa ini, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu.
Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.
Kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar.

[sunting] Grafiti pada zaman modern

Grafiti pada Tembok Pemisah Israel di Israel-Palestina.
Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.
Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.
Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali karirnya dari kegiatan grafiti.

[sunting] Fungsi grafiti

  • Bahasa rahasia kelompok tertentu.
  • Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
  • Sarana pemberontakan.
  • Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan sosial.

[sunting] Hukum

Grafiti yang dibuat sebagai bentuk penolakan terhadap RUU APP
Pada perkembangannya, grafiti di sekitar tahun 70-an di Amerika dan Eropa akhirnya merambah ke wilayah urban sebagai jati diri kelompok yang menjamur di perkotaan. Karena citranya yang kurang bagus, grafiti telanjur menjadi momok bagi keamanan kota. Alasannya adalah karena dianggap memprovokasi perang antar kelompok atau gang. Selain dilakukan di tembok kosong, grafiti pun sering dibuat di dinding kereta api bawah tanah.
Di Amerika Serikat sendiri, setiap negara bagian sudah memiliki peraturan sendiri untuk meredam grafiti. San Diego, California, New York telah memiliki undang-undang yang menetapkan bahwa grafiti adalah kegiatan ilegal. Untuk mengidentifikasi pola pembuatannya, grafiti pun dibagi menjadi dua jenis.

 Gang grafiti

Yaitu grafiti yang berfungsi sebagai identifikasi daerah kekuasaan lewat tulisan nama gang, gang gabungan, para anggota gang, atau tulisan tentang apa yang terjadi di dalam gang itu.

Tagging graffiti

Yaitu jenis graffiti yang sering dipakai untuk ketenaran seseorang atau kelompok. Semakin banyak graffiti jenis ini bertebaran, maka makin terkenallah nama pembuatnya. Karena itu grafiti jenis ini memerlukan tagging atau tanda tangan dari pembuat atau bomber-nya. Semacam tanggung jawab karya.